Dear Dimas,
.
Masih ingatkah pertama kali kita bertemu di suatu meeting Pesta Blogger? Perasaanku bergejolak ketika akhirnya bertemu Dimas yang tersohor itu. Dimas yang hanya bisa dilihat dari blognya, akhirnya aku bisa bertemu muka.
Dear Dimas,
.
Masih ingatkah pertama kali kita bertemu di suatu meeting Pesta Blogger? Perasaanku bergejolak ketika akhirnya bertemu Dimas yang tersohor itu. Dimas yang hanya bisa dilihat dari blognya, akhirnya aku bisa bertemu muka.
Dear Mama,
Chika mau minta maaf karena tahun ini belum bisa memenuhi keinginan Mama untuk melihat Chika pakai toga.
Chika mau minta maaf karena selama ini selalu sibuk sana sini dan malah bermain-main daripada mengerjakan thesis.
Chika mau minta maaf karena telah menyia-nyiakan waktu yang ada dan tidak memanfaatkannya dengan baik.
Chika mau minta maaf karena pada akhirnya harus perpanjang 1 semester lagi untuk menyelesaikan thesis.
Semoga hal ini tidak membuat Mama menjadi sedih.
Maafkan Chika ya Ma…
😦
Updated:
Ternyata saya berhasil lulus tahun ini juga. YAY! Gak jadi bikin Mama sedih! 😀
Bulan September kemarin, rasanya puncak dari semua rasa capek saya. Awal bulan saya sudah direpotkan dengan asma yang masih kambuh, yang lumayan menghambat kegiatan sehari-hari saya. Tetapi yang membuat saya senang adalah saya sudah mulai kuliah, yay! Senang rasanya bisa kembali merasakan belajar. Tampaknya otak ini sudah mulai lelet dan harus diasah kembali.
Hari Kamis saya ke kantor seperti biasa. Membuat artikel untuk majalah, menulis plurk, chatting, menulis lagi, plurking lagi, dll. Jam 5 teng, saya segera cabut ke Mall Kelapa Gading karena ingin bertemu dengan calon narasumber untuk artikel yang akan saya tulis.
Pertengahan bulan Maret kemarin saya menemukan film bagus, Boys Before Flowers (꽃보다 남자, Kkot boda Namja), drama Korea yang diadaptasi dari komik Hana Yori Dango yang telah dibuatkan versi drama Taiwan (Meteor Garden) dan dorama Jepang (Boys Over Flowers). Kebetulan saya menonton kedua versi yang saya sebutkan, sehingga saya penasaran ingin mengetahui yang versi Korea.
Beberapa pertanyaan kerap singgah kepada saya. Entah apa yang telah saya perbuat, namun pertanyaan ini terlontar dari beberapa teman saya.
“Are you okay?”
“Kamu gapapa, khan?”
“Ada apa denganmu?”
“Is it something happen, dear?”
Bulan Juni kemarin saya tidak tebar pesona ke mall, resto, hingga bioskop. Hal ini disebabkan karena dompet menipis, kegiatan yang penuh, hingga banyaknya kondangan sehingga cukup membuat saya tekor lantaran mesti keluar duit tiap ada hajat.
Akhirnya tibalah bulan Juli! Selamat datang Juli dimana dompet saya mulai terisi, jadwal baru, kegiatan baru, hingga problema baru yang membuat saya balas dendam akibat minimnya waktu saya jalan-jalan bulan kemarin. Tidak tanggung-tanggung, seminggu ini saya pun melahap film-film yang beredar di bioskop seperti Kung Fu Panda, The Incredible Hulk, sampai dengan Hancock.
Entah kenapa sebulan terakhir ini saya selalu merasa bosan dan berpikir hidup ini kurang berwarna. Padahal tahun-tahun lalu hidup saya sangat berwarna bahkan sampai ribet. Apa karena hidup yang terjadwal itu membuat kegiatan sehari-hari terasa datar dan tidak bervariasi?
Entahlah, yang pasti saat ini ketika sedang bekerja, yang ada dipikiran saya adalah cepat pulang. Bahkan saya pun menyelesaikan pekerjaan saya jauuuh sebelum tanggal deadline.
Sehabis Kopdar Serabutan di Pacific Place, saya bersama kakak saya dan sahabat saya mengunjungi Pancious, sebuah resto yang menjual Pancake dan aneka makanan lainnya. Ternyata pengunjung Pancious cukup ramai. Saat saya datang merupakan jam makan malam, sehingga tempat ini penuh. Untuk masuk saja harus reserved dahulu. Berhubung yang mengantri adalah kakak dan sahabat saya, jadi saya datang pas sudah mendapatkan tempat duduk hehe..